UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans

Karies adalah penyakit infeksi mikroba yang memiliki empat faktor utama
yang saling berkaitan yakni host, substrat, waktu dan mikroorganisme.
Mikroorganisme yang berperan penting dalam proses terjadi karies adalah
Streptococcus mutans. Streptococcus mutans membentuk plak pada gigi dan
berkembang biak pada plak. Pengendalian plak perlu dilakukan untuk mengatasi
karies, dapat dilakukan secara kimiawi menggunakan obat kumur yang bersifat
antibakteri seperti obat kumur klorheksidin. Penggunaan klorheksidin
menimbulkan efek samping dalam pemakaian jangka panjang sehingga perlu
alternatif bahan antibakteri alami sebagai pengganti bahan kimia sintetis.
Penggunaan bahan alami sebagai antibakteri dapat menghambat pertumbuhan
bakteri salah satunya tumbuhan cocor bebek (Kalanchoe pinnata). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun cocor bebek
(Kalanchoe pinnata) terhadap Streptococcus mutans. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah true eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian
Post Test Only Control Group Design. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak
etanol daun cocor bebek menggunakan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan
50%, kontrol positif menggunakan klorheksidin 0,2% dan kontrol negatif etanol
96%. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun cocor bebek
konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40% tidak terdapat zona hambat (0 mm),
konsentrasi 50% memiliki aktivitas antibakteri dengan rerata zona hambat 0,12
mm. Terdapat aktivitas antibakteri ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata)
terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada konsentrasi 50%
dengan kriteria lemah