PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI YANG DIMODERASI OLEH SERVANT LEADERSHIP TERHADAP READINESS FOR CHANGE DENGAN ADANYA SOSIALISASI PROGRAM KOPERASI MERAH PUTIH DI KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan
komunikasi serta servant leadership terhadap readiness for change, Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh servant leadership memoderasi hubungan budaya organisasi dan
komunikasi terhadap readiness for change
Jenis penelitian ini adalah mix metod yang merupakan perpaduan antara penelitian
kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian secara umum. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 155 orang. Penarikan sampel menggunakan teknik sampling
jenuh sehingga diperoleh sampel 155 orang responden yang merupakan wali nagari dan
perangkat nagari, kepala jorong, dan pengelola BUMNag. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan wawancara dengan tiga orang informan yang merupakan
perwakilan setiap sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel berpengaruh positif dan
signifikan terhadap readiness for change pada Program Koperasi Merah Putih di Kecamatan
Sangir. Budaya organisasi dengan t statistik 10,747 > t tabel 1,96 dan P value 0,000 < 0,05. Artinya
budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap readiness for change.
Komunikasi dengan t statistik 2,633 > t tabel 1,96 dan P value 0,009 < 0,05. Artinya komunikasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap readiness for change. Servant leadership dengan t
statistik 4,636 > t tabel 1,96 dan P value 0,000 < 0,05. Artinya servant leadership berpengaruh positif
dan signifikan terhadap readiness for change. Servant leadership tebukti mampu memoderasi
hubungan budaya organisasi terhadap readiness for change dengan t statistik 3,252 > t tabel 1,96 dan
P value 0,001 < 0,05. Kemudian, servant leadership tebukti mampu memoderasi hubungan
budaya organisasi terhadap readiness for change dengan t statistik 2,945 > t tabel 1,96 dan P value
0,003 < 0,05. Hasil wawancara mengungkapkan bahwa sinergi antara komunikasi yang efektif
dan kepemimpinan yang melayani mampu meminimalkan resistensi serta menumbuhkan rasa
memiliki dan komitmen kolektif.