FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS MUARA PANAS KABUPATEN SOLOK TAHUN 2024

Latar belakang: Stunting adalah masalah besar yang memengaruhi perkembangan kognitif dan motorik anak, meningkatkan risiko infeksı, penyakit tidak menular, prestasi belajar rendah hingga penurunan produktivitas. Di Indonesia stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan status kesehatan.

Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada Balita di Puskesmas Muara Panas Kabupaten Solok Tahun 2024 Metode: Jenis penelitian adalah observasional analitik dan rancangan penelitian

adalah cross sectional Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah balita stunting yang datang ke pelayanan kesehatan (posyandu) dı Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas sebanyak 171 sampel dengan teknik sampling incidental. Analisa data univariat dısajıkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi- square, pengolahan data menggunakan komputerisası program SPSS versi IBM 25 0 Hasil Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah Riwayat infeksı (diare, p=0,018, ISPA p=0,026), imunısası dasar (p-0,041), MP-ASI (p=0,015), tingkat pendidikan ibu (p=0,044), status sosial ekonomı keluarga (p=0,046) dan Faktor yang tidak berhubungan dengan stunting adalah BBLR (p = 0, 451) riwayat infeksi ISK (p=0,098),TB (p = 0, 291) pertussis (p = 0, 192) riwayat eksklusif (p = 0.965) usia ibu saat hamil (p = 0.131) dan paritas (p = 0, 118)

Kesimpulan: Ada hubungan antara riwayat infeksi, diare, ISPA, imunisasi dasar, MP-ASI, pendidikan ibu dan status sosial ekonomi keluarga dengan kejadian stunting Tidak ada hubungan antara berat badan lahir, infeksi ISK, TB, Pertusis dan paritas dengan kejadian stunting