KARAKTERISTIK PASIEN ULKUS DIABETIKUM YANG DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI DI RUMAH SAKIT SITI RAHMAII PADA TAHUN 2019-2022

Kejadian ulkus diabetikum merupakan komplikasi utama dari DM tipe 2 yang membutuhkan kerjasama penatalaksanaan berbagai disiplin ilmu, ulkus diabetikum menjadi alasan utama pasien DM tipe 2 dilakukan rawat inap dengan kemungkinan komplikasi yang berujung amputasi pada empat tahun awal diagnosis penyakit.

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien ulkus diabetikum yang dilakukan tindakan operasi di Rumah Sakit Siti Rahmah tahun 2019-2022

Metode: Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu bedah. Penelitian dilakukan pada bulan Juli Agustus 2022. Jenis penelitian adalah retrospektif. Populasi terjangkau pada penelitian adalah pasien ulkus diabetikum yang dilakukan tindakan operasi di Rumah Sakit Siti Rahmah tahun 2019-2022 sebanyak 40 sampel dengan teknik total sampling Analisa data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS versi IBM 25.0.

Hasil Paling banyak dengan usia lansia yaitu 30 orang (75,0%), sama banyak antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan yaitu masing-masing 20 orang (50,0%), paling banyak dengan indeks massa tubuh normoweight yaitu 23 orang (57,5%), paling banyak dengan pre-hipertensi yaitu 17 orang (42,5%), paling banyak dengan tidak neuropati yaitu 29 orang (72,5%), paling banyak dengan menggunakan insulin yaitu 22 orang (55.0%), paling banyak dengan kadar gula darah hiperglikemi yaitu 39 orang (97,5%), paling banyak dengan kadar leukosit leukositosis yaitu 30 orang (75.0%), dan paling banyak dengan tindakan operasi debridemen yaitu 36 orang (90,0%).

Kesimpulan Paling banyak dengan usia lansia, sama banyak antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan, paling banyak dengan indeks massa tubuh normoweight, paling banyak dengan pre-hipertensi, paling banyak dengan tidak neuropati, paling banyak dengan menggunakan insulin, paling banyak dengan kadar gula darah hiperglikemi, paling banyak dengan kadar leukosit leukositosis, dan paling banyak dengan tindakan operasi debridemen.