Pengaruh Polaritas dan Konsentrasi Pelarut Etanol, Etil Asetat dan N-Heksana Terhadap Peningkatan Jumlah Rendemen dari Hasil Ekstraksi Daun Kelor (Moringa Oleifera)

Daun kelor (Moringa oleifera) memiliki potensi tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat kumur, perawatan terhadap gingivitis, dan sariawan. Moleifera mengandung beberapa senyawa penting yang berhubungan dengan antibakteri, yaitu flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin. Senyawa-senyawa penting tersebut dapat terekstraksi maksimal dengan pemilihan metode ekstraksi menggunakan pelarut organik dengan optimasi polaritas dan konsentrasi pelarut agar mendapatkan hasil rendemen ekstrak yang baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh polaritas dan konsentrasi pelarut terhadap jumlah rendemen dari ekstrak daun kelor (M. oleifera). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Daun M. oleifera diekstraksi secara maserasi menggunakan 2 faktor, yaitu polaritas dan konsentrasi pelarut. Serbuk daun Moleifera dimaserasi menggunakan pelarut polar (etanol 70% dan 96%), semi polar (etil asetat 70% dan 96%), dan non polar (n-heksana 70% dan 96%). Rendemen ekstrak daun M. oleifera dihitung berdasarkan berat sampel setelah proses evaporasi terhadap berat kering awal sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rendemen ekstrak tertinggi didapatkan dari ekstrak menggunakan pelarut polar yaitu etanol dengan konsentrasi 96% sebesar 15,98% dan rendemen terendah pada pelarut non polar yaitu n-heksana dengan konsentrasi 96% sebesar 5,625%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahwa polaritas pelarut dan konsentrasi pelarut berpengaruh terhadap jumlah rendemen ekstrak yang dihasilkan.