Profil Kasus Kekerasan Seksual di Rumah Sakit Bhayangkara Padang Periode 2018-2019 (turnitin)

Annisa Ibnu Fikrya, Ibnu Fikrya, A and Insil Pendri Hariyani, Hariyani I P and Debie Anggraini, Debie Anggraini Profil Kasus Kekerasan Seksual di Rumah Sakit Bhayangkara Padang Periode 2018-2019 (turnitin). Scientific Journal, 2 (1). ISSN 2810 - 0204

[thumbnail of Turnitin Version] Text (Turnitin Version)
Profil_Kasus_Kekerasan_Seksual_di_Rumah_Sakit_Bhay.pdf - Published Version

Download (2MB)

Abstract

Latar belakang: Ilmu kedokteran forensik mempunyai peran yang sangat penting dalam pembuktian tindak
pidana kasus kekerasan seksual. Kekerasan seksual merupakan kejahatan yang sering ditemui dan merupakan
permasalahan hukum di masyarakat dan bukti pelanggaran hak asasi manusia yang serius. Tujuan: Untuk
mengetahui profil kasus, korban, dan pelaku kekerasan seksual yang diperiksa di Rumah Sakit Bhayangkara
Padang berdasarkan data rekam medis periode 2018-2019. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder. Data diambil dari hasil rekam medis yang dibuat di
Rumah Sakit Bhayangkara Padang periode Januari 2018 – Desember 2019 berjumlah 120 kasus. Hasil:
kejadian kekerasan seksual terbanyak adalah pada tahun 2018 sebanyak 65 kasus. Anak-anak merupakan korban
tersering (85,0%). Perempuan merupakan korban yang paling sering (95,0%). Korban terbanyak adalah pelajar
SMP (36,7%). Pekerjaan korban terbanyak yaitu pelajar (65,8%). Usia pelaku tersering adalah tidak diketahui
(55,8%). Sebagian besar pelaku berjenis kelamin laki-laki (84,2%). Pendidikan pelaku terbanyak adalah tidak
diketahui (84,2%). Sebanyak 65,8% kasus tidak diketahui pekerjaan pelaku. Hubungan korban dan pelaku
paling banyak adalah orang tidak dikenal (66,7%). Hampir sebagian besarnya tidak mengakibatkan kehamilan
(95,0%). Sebesar 52,5% terdapat luka robek pada genitalia eksterna. Pemeriksaan selaput dara dan anus
ditemukan kasus paling banyak yaitu robekan baru tidak sampai ke dasar pada selaput dara (40,8%) dan
ditemukan campuran (luka lecet dan kemerahan pada anus) yaitu 2,5% serta yang membutuhkan perawatan
medis sejumlah 1 orang (0,8%). Jenis kekerasan seksual terbanyak yang ditemukan adalah persetubuhan pada
anak (Undang-undang Perlindungan Anak) yaitu 51,7%. Asal kepolisian sektor yang paling banyak meminta
Visum et Repertum (VeR) kasus kekerasan seksual di Rumah Sakit Bhayangkara Padang periode 2018-2019
adalah kepolisian resor kota Padang (75,8%). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa masih tingginya
angka kejadian kasus kekerasan seksual.

Kata Kunci: kekerasan seksual, persetubuhan, forensik, Visum et Repertum

Item Type: Article
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Depositing User: Amd Regina Andina
Date Deposited: 25 Jan 2024 04:42
Last Modified: 25 Jan 2024 04:42
URI: http://repository.unbrah.ac.id/id/eprint/434

Actions (login required)

View Item
View Item