FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA PEKERJA TAMBANG BATUBARA KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2025

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) penyakit perdangan pada paru-
paru yang berlangsung dalam jangka waktu Panjang, bersifat heterogen, ditandai
dengan gejala pernapasan kronis seperti sesak napas, batuk kronik yang hilang
timbul, batuk kronik berdahak, riwayat terpapar faktor risiko, riwayat keluarga.
Survei awal pada pekerja tambang batu bara yang dilakukan peneliti, 80% pekerja
tambang batu bara Kecamatan Talawi pernah terkena gejala PPOK. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok, pengetahuan
dan pemakaian masker dengan gejala penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) pada
pekerja tambang batu bara di Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto Tahun 2025.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain cross
sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November 2024 sampai Mei 2025.
Populasi pada penelitian berjumlah 75 orang, pengambilan sampel menggunakan
Teknik sistematik random sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Pengolahan data menggunakan SPSS. Analisis yang digunakan yaitu analisis
univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 60% pekerja mengalami gejala
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), 58,7% memiliki kebiasaan merokok,
54,7% memiliki pengetahuan kurang baik, dan 72,0% tidak memakai masker. Hasil
analisis bivariat menunjukan adanya hubungan merokok (p = 0,014), pengetahuan
(p = 0,002), serta penggunaan masker (p = 0,001) dengan penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK) pada pekerja t a m b a n g b a t u b a r a kecamatan talawi Kota
Sawahlunto Tahun 2025.
Disarankan kepada pekerja dan pemilik tambang batu bara. Bagi pekerja,
diharapkan dapat menghentikan kebiasaan merokok, meningkatkan pengetahuan
terkait penyakit PPOK, menggunakan masker secara rutin saat bekerja, serta
mengikuti kegiatan promosi kesehatan. Bagi CV. Tahiti Coal dan PT. Guguk Tinggi
Coal, disarankan untuk menyediakan masker sesuai standar dalam jumlah yang
memadai, meningkatkan pengawasan dan kedisiplinan pemakaian masker,
menyelenggarakan edukasi kesehatan kerja secara berkala, serta melakukan
pemeriksaan kesehatan paru secara rutin guna deteksi dini gejala PPOK.