Analisis Pelaksanaan Program Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Kota Bukittinggi Tahun 2012

Penyakit DBD telah menyebar di Indonesia, termasuk di Kota Bukittinggi. Sejak tahun 2005, Kota Bukittinggi sudah 8 tahun ditetapkan sebagai daerah yang endemis DBD, bahkan tahun 2012 ditetapkan sebagai daerah KLB DBD. Tujuan penelitian adalah diketahuinya perilaku masyarakat dalam pengendalian DBD di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh dan didapatkannya gambaran mengenai pelaksanaan program pengendalian DBD di Kota Bukittinggi tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang didukung dengan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap 49 responden untuk melihat gambaran perilaku (tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan) masyarakat dalam pengendalian DBD. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan mewawancarai 7 orang informan dan 1 kelompok FGD untuk mengetahui informasi mengenai pelaksanaan program pengendalian DBD di Kota Bukittinggi tahun 2012, mulai dari komponen input, komponen proses, sampai pada komponen output.
Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap masyarakat dalam melakukan upaya pengendalian DBD termasuk dalam kategori baik, namun tindakan dan angka bebas jentik (ABJ) di Kota Bukittinggi masih rendah. Sedangkan hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa kebijakan tentang pengendalian DBD memang sudah diberlakukan di Kota Bukittinggi. Dana untuk pelaksanaan program pada dasarnya sudah mencukupi, namun masih ada sedikit masalah yang ditemui. Sumber daya manusia untuk pengelola program, jumlahnya masih belum memadai. Namun untuk sarana sejauh ini sudah mencukupi. Kegiatan pengendalian vektor di Kota Bukittinggi masih memiliki hambatan di dalam pelaksanaannya. Peningkatan peran serta masyarakat dalam program pengendalian DBD masih sulit dilaksanakan. Kemitraan dalam program pengendalian DBD ini sudah terjalin, namun kinerjanya masih kurang optimal dan koordinasinya masih kurang. Monitoring dan evaluasi selalu rutin diadakan, namun petugas kesehatan masih sering tidak disiplin di dalam mengumpulkan laporan.
Sampai saat ini pelaksanaan program pengendalian DBD di Kota Bukittinggi belum bisa dikatakan berhasil karena belum bisa mencapai indikator nasional yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, petugas kesehatan harus meningkatkan pemanfaatan semua sumber daya yang ada secara optimal dan melaksanakan program pengendalian DBD secara efektif dan efisien sesuai dengan pedoman yang telah ada.

Kata Kunci : Perilaku, Program Pengendalian DBD, Kota Bukittinggi