Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan jajanan di Gor Haji Agus Salim Kota Padang Tahun 2024

Styrofoam sebagai kemasan makanan bukan hanya berfungsi sebagai bungkus makanan tetapi perlu diperhatikan keamanan Selain itu, styrofoam berdampak buruk pada lingkungan, kemudian segi kesehatan bisa menyebabkan keracunan makanan. Pada tahun 2022, jumlah sampah styrofoam di Indonesia mencapai 3,2 juta metrik ton, pada tahun 2023 mengalami peningkatan mencapai 3,4 juta metrik ton. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor berhubungan dengan penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan jajanan

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan desain crosss sectional Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2023 sampai Mei 2024 di Gor Haji Agus Salim Sampel dalam penelitian ini berjumlah 93 pedagang makanan jajanan, dan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling Analisis uji statistik yang digunakan adalah uji Chi square dan uji regresi logistik berganda

Hasil penelitian didapat 55,9% responden menggunakan styrofoam, 58,1% responden pengetahuan kurang baik, 55,9% sikap negatif, 55,9% mudah mendapatkan wadah, 53,8% pedagang baru berjualan dan 53,8% kurang peran petugas kesehatan. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan pengetahuan (p-value=0,000), sikap (p-value=0,037), ketersedian wadah (p-value = 0,035), lama berjualan (p-value=0,003) dan peran petugas kesehatan (p-value = 0,021) dengan penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan jajanan. Hasil analisis multivariat yaitu pengetahuan dengan nilai OR 6,3 kali lebih beresiko daripada variabel independen yang lain.

Disarankan untuk pedagang makanan jajanan mencari informasi mengenai penggunaan styrofoam, dinas kesehatan perlu melakukan sosialisasi terkait penggunaan styrofoam, dinas lingkungan hidup membuat kebijakan mengenai wadah makanan yang ramah lingkungan dan membuat pelatihan, petugas kesehatan perlu membuat kelas untuk pedagang terkait wadah makanan yang sehat.