PENINGKATAN PELUANG PRESBIKUSIS PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TANPA KOMPLIKASI PADA SUKU MINANGKABAU DI KOTA PADANG

Latar Belakang: Presbikusis adalah hilangnya kemampuan pendengaran yang terjadi secara perlahan seiring dengan pertambahan usia. Salah satu faktor risiko yang berperan dalam terjadinya presbikusis adalah diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi aliran pembuluh darah kokles dan menurunkan transportasi nutrisi melalui deoksigenasi sehingga terjadi degenerasi sekunder pada organ korti dan saraf pendengeran. Tujuan: Untuk menilai peningkatan peluang presbikusis pada lansia penderita diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi pada Suku Minangkabau di Kota Padang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik kategorik tidak berpasangan dengan desain case control menggunakan data primer dengan teknik consecutive sampling. Hasil: Presbiksusis terbanyak pada kelompok Lansia muda 84,2%, jenis kelamin presbikusis terbanyak adalah perempuan (63,2%), lama terdiagnosa diabetes melitus presbikusis terbanyak 25 tahun (68,4%), Suku Minangkabau presbikusis terbanyak adalah Jambak (26,3%). Gambaran audiometri terbanyak adalah derajat ringan (45,7%). Lansia terbanyak mengalami presbikusis derajat ringan (30,3%). Terdapat peningkatan peluang presbikusis lansia penderita diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi secara bermakna dengan p-0,015 dan perhitungan OR 3,431. Kesimpulan: Terdapat peningkatan peluang bermakna kejadian presbikusis dengan subjek penelitian. Jika lansia menderita DMT2 maka kejadian presbikusis akan berisiko sebesar 3,431 kali lebih besar dibandingkan dengan lansia non DM.