Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan Ibu Melakukan Sirkumsisi Pada Bayi Perempuan Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022

Sirkumsisi berasal dari bahasa Latın circum berarti memutar dan caedere berarti memotong Sirkumsisi atau sunat adalah bedah minor yang paling luas di dunia, baik yang dilakukan oleh dokter, paramedis, atau oleh tradisional (ahlı sunat) Budaya sirkumsısı tıdak hanya dilakukan oleh laki-laki saja, namu juga pada wanita. Berdasarkan pengalaman saya dilapangan, masih banyak orang tua yang masih saja melakukan sirkumsısı pada bayi perempuannya, padahal hal tersebut tidak terdapat manfaat melainkan banyak terjadi hal yang berdampak negatif, contohnya terjadi infeksi pada organ genetalin bayi perempuan, dikarenakan orang tua membawa bayinya ke dukun yang menggunakan alat vang seadanya dan tidak steril sehingga dapat menyebabkan infeksi. Tujuan penelitian ina untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan, tindakan dan hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan ibu terhadap tindakan sirkumsisi pada anak perempuan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Palang Tahun 2022

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian survei deskriptif analitik, dengan populasi 443 orang bayi perempuan dan sampel 66 orang bayi perempuan yang berada di Kelurahan Parak Gadang Timur 11 orang, Kelurahan Jati 12 orang, Kelurahan Kubu Daları Parak Karakah 18 orang, Kelurahan Andalas 13 orang, Kelurahan Ganting Parak Gadarg 12 orang. Teknik pengambilan sampel random sampling. Alat ukur penelitian ini menggunakan kuisioner yang diisi oleh responden. Selanjutnya data diolah menggunakan Uji Square Analisa dula dilakukan dengan analisa Univarial dan Bivariat

Hasil penelitian ini ditemukan hanıpır separuh responden (47%) memiliki tagkat pengetahuan rendah dan (53%) Kemudian terdapat hampir separuh responden (47%) melakukan sırkumsisi pada bayı perempuan

Diharapkan kepada ibu penelitian ini dapat memberikan masukan berarti bagi perkembangan ilmu Kesehatan Masyarakat, khususnya bidang kesehatan reproduksi dan tentang sirkumsisi pada bayi perempuan dan disarankan juga kepada Pemerintah Indonesia khususnya Kementrian Kesehatan dan pihak berwajib lainnya agar segera membuat peraturan yang jelas tentang sirkumsisi pada anak perempuan sehingga dapat menjadi acuan resını bagi para praktisı medis dalam melakukan praktık ını