Gambaran Angka Kejadian Nyeri Tenggorokan Pasca Intubasi Endoterakeal Tube (ETT) Pada Pasien Dengan Anestesi Umum di RSI Siti Rahmah Padang

Nyeri tengggorokan pasca intubası Endotrakeal Tube (ETT) merupakan salah satu komplikasi dari tindakan anestesi umum yang sering terjadi, meski tidak berakibat fatal akan tetapi dapat menyebabkan gangguan yang cukup berpengaruh terhadap penulihan pasien. Faktor yang mempengaruhi nyeri tenggorokan pasca intubasi yaitu jenis kelamin, usia, riwayat merokok, ukuran pipa ETT dan durasi intubasi. Tujuan mengetahui gambaran angka kejadian nyeri tenggorokan pasca intubasi Endotrakeal Tube (ETT) pada pasien dengan anestesi unum di RSI Siti Rahmah Padang Metode penelitian ini adalah analitik observasional menggunakan design cross sectional dengan metode deskriptif Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani pembedahan dengan anestesi umum menggunakan teknik intubasi Endotrakeal Tube (ETT) di RSI siti Rahmah pada bulan Januari-Februari dengan jumlah 50 orang. Hasil Diperoleh kejadian nyeri tenggorokan terbanyak terjadi pada derajat nyeri ringan yaitu 21 pasien (42%), angka kejadian nyeri tenggorokan ringan pada jenis kelarnın laki- laki setara dengan perempuan yaitu 10 pasien (20%), kelompok usia terbanyak yaitu pada 45-55 tahun mengeluh nyeri sedang 6 orang (12%), pada pasien yang tidak mempunyai riwayat merokok terbanyak mengeluh nyeri ringan yaitu 12 orang (24%), pada ukuran pipa ETT nomor 7 paling banyak keluhan nyeri ringan yaitu 11 pasien (22%). Angka kejadian nyeri tenggorokan ringan paling banyak pada kategori durasi intubasi lebih dari 1 jam yaitu 18 pasien (36%). Kesimpulan Dari 50 responden sebanyak 14 pasien (28%) tidak mengalami nyeri tenggorokan, nyeri ringan 21 pasien (42%), 14 pasien (28%) mengalami nyeri sedang dan 1 orang (2%) mengeluh nyeri berat.