HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA TERHADAP KINERJA PENATA ANESTESI KOTA PADANG

World Health Organization (2019) menyatakan stres merupakan epidemi yang menyebar ke seluruh dunia. Hal ini dapat dibuktikan dari data Health and Safety Executive (HSE) tahun 2019 yang menunjukkan sebanyak 825.000 orang terkena dampak stres, depresı, atau kecemasan terkait pekerjaan pada tahun 2018 sampai 2029 Prevalensı rata-rata stres, depresi, dan kecemasan terkait pekerjaan sebanyak 1.579 kasus per 100 000 pekerja. Chipas et al., (2016) telah mensurve: 7537 orang perawat anestest bersertifikası dı Amerika Serikat untuk menentukan tingkat stress dan manifestasi klinisnya terhadap perawat anestesi. Adapun gejala klinis yang paling banyak dirasakan responden yaitu mudah marah, cemas, sensitif terhadap hal sepele, dan ketidaksabaran. Stres kerja pada penata anestesi bila tidak ditangani dengan tepat dapat berdampak terjadinya berbagai insiden di kamar operasi. Datad insiden yang terjadi di ruang Instalası Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten periode bulan January November 2019 didapatkan beberapa kejadian yang tidak diinginkan maupun kejadian nyaris cedera. Sebanyak 22 kejadian tersebut terbagi dalam tiga waktu (pra-intra-pasca anestesi). Tujuan. Untuk mengetahui hubungan tingkat stres kerja terhadap kinerja penata anestesi Kota Padang. Metode Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study metode pengambilan sampel yaitu Total Sampling Sampel yang diteliti sebanyak 41 sampel. Variabel Independen adalah tingkat stress kerja dan variable dependen adalah kinerja. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan ujı statistic Kendall's tau dengan taraf signifikansı 0,01. Hasıl Uji lupotesis didapatı p value = 0,001 dengan taraf signifikansi 0,01 (p<0,01), sehingga Ho ditolak, arah hubungan darır hitung -0,521 yaitu negatif. Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat stress kerja dengan kinerja penata anestesi Kota Padang